• Aku kangen keluargaku (Inspirasi 2 Ramadhan 1433H)



    Assalamu`alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
    Asrama Gedung B
    Kumandang azan shubuh telah berlalu termakan waktu, sunyi sepi masih terasa di B III 4. Tubuh ini terbaring diatas ranjang empuk tertutup selimut hangat penghangat tubuh ini. Beberapa menit kemudian,  terdengar suara pintu terbuka dan suara merdu keluar dari mulut seorang muslimin yang setia sampaikan pesan akan jalan menuju sorga. Kalimat itu selalu buat badan ini berdiri walau tak tegak dengan kelopak mata yang masih sangat berat tuk dibuka. Langkah demi langkah badan ini ikuti irama kaki. Tak terduga kaki ini terhenti didepan air terjun mini yang siap tuk bersihkan badan penuh dosa ini. “nawaitu wudhu a lirof`il hadatsil asghori fardhollillahi ta`alaa”. Selesai bersihkan diri kutengok bagian kanan berniat tuk kembali ke B III 4 yang disana sajadah dan sarungku telah menantiku tuk menemani diri menghadap Illahi Robbi.
    Asrama Gedung A
                    Tak kuduga, keagungan Illahi tampak indah memukau di depan indra penglihatanku yang jelas tak terhalangi. Rintik grimis hujan terlihat bagai salju penyejuk hati yang membuat syukur tak henti hentinya berkumandang di dalam rohaniku. Deretan gunung, lambaian daun pepohonan, apapun itu keAgungan Tuhan tertata indah buatkan semangat jalani hari yang penuh akan harapan.
                    Kulihat gunung tinggi jauh disana pohon tak kelihatan jelas bentuk batangnya, jauh sekali tak tau berapa kilometer gunung itu dari istana yang ku tempati berdiri ini. Sekejap di fikiran aku merasakan sesuatu yang membuat hati ini menangis, terharu, kangen, bagai es campur perasaanku. Teringat 3 Hamba Allah yang berada di jauh sana terlahangi deretan gunung dan hamparan daratan Jawa Timur, yang aku sendiri tidak kuasa tuk merekam apa yang mereka lakukan saat ini. Apakah mereka telah terjaga dalam tidurnya, apakah mereka telah bermunajat kepada-Nya, apakah mereka telah merasakan lezatnya nikmat Illahi yang buat perut mereka berisi. Aku tak tau, dalam hati aku minta pada Allah agar aku dia juga mereka selalu sehat, sejahtera, bahagia, dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
    Ayah dan keluargaku di Ponorogo
                    Tak terasa pipi ini basah kuyup terhujani air yang keluar dari kamera yang tak terhitung berapa megapixels kekuatannya, kamera yang tak terhingga berapa harganya, dan mungkin kamera itu satu - satunya pasangan kamera yang cocok bagi diri, kehidupan, dan akhirat ku. Dengan segera aku ambil air tuk taburkan ke bagian tubuhku yang terhujani tadi. Badan ini langsung bergegas ambil sarung dan sajadah tuk bermunajat kepada Illahi yang telah memberikan aku kesehatan lahir batin, kesempatan bisa bersyukur lagi mengingat Asma Allah, hidayah, dan semua kenikmatan yang dapat kurasakan hari ini.
    Ibu dan keluargaku di Ponorogo
                 
       Hari ini Kamis 28 Sya`ban 1433 H rasa kangen menyelimuti diri tak sabar menunggu 3 minggu yang terasa seperti 3 tahun. Ku ingat 2 hari lagi bulan yang dinanti nantikan umat Islam akan datang. Bulan yang penuh rahmat, hidayah, ampunan, Allahu Akbar. Aku akan mengawali bulan yang penuh maghfiroh itu bersama teman baru, ditempat yang baru, disuasana baru tanpa orangtua, saudara, keluarga, dan dengan perasaan yang tak seperti biasa. Detik demi detik berlalu seiring menipisnya masa aktif nyawaku di dunia yang penuh tipu daya menjerumuskan. Akhirnya Ramadhan tiba. Perasaan gembira suka cita tak terbendung dalam hati, namun kadang hati ini kesepian akan bentakan halus keras mengagetkan badan dari sosok bunda tercinta tuk bangun ambil tahajud witir dan sahur demi meraih kemenangan yang abadi.
                    Hari hari suasana ramadhan kujalani dengan sepenuh hati. Rasa kangen ingin ketemu bunda ayah dan adik selalu menyelimuti. Tapi aku harus fokus akan tujuan ku kesini. Ku tunggu 3 minggu dengan kesabaraan hati.

    Created on 18 Juli 2012 ( Asrama SMAN 10 Malang Kampus 2 )

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger news